Langkah Berani Ruben Amorim: Lima Rotasi Jelang Duel Manchester United vs Chelsea
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, kembali menunjukkan pendekatan progresifnya dalam menyusun tim utama. Menghadapi Chelsea di Stamford Bridge pada 16 Mei 2025, Amorim melakukan lima perubahan dari starting XI sebelumnya. Langkah ini menegaskan keberaniannya dalam mengadaptasi strategi, meski laga tersebut sangat krusial bagi United yang sedang berupaya menghentikan tren buruk.
United belum menang dalam tujuh laga Premier League sebelum lawatan ke London. Dalam situasi ini, Amorim memilih untuk mengubah beberapa elemen kunci dalam skuad. Keputusan itu menunjukkan keyakinannya bahwa pendekatan taktis harus terus disesuaikan dengan kebutuhan pertandingan dan profil lawan.
Ruben Amorim: Lima Wajah Baru di Starting XI
Rotasi Amorim pada laga melawan Chelsea menghadirkan lima pemain yang sebelumnya tidak tampil sejak awal pada laga terakhir United. Kelima nama tersebut adalah Lisandro Martínez, Mason Mount, Amad Diallo, Kobbie Mainoo, dan Alejandro Garnacho.
- Lisandro Martínez, yang telah pulih dari cedera, kembali ke jantung pertahanan. Ia menggantikan Raphael Varane yang tidak masuk skuad. Kehadiran Martínez memberi ketenangan dan agresivitas dalam duel udara serta distribusi dari belakang.
- Mason Mount, mantan pemain Chelsea, diberi kepercayaan sejak menit pertama. Ia menggantikan Scott McTominay untuk menambah kreativitas di lini tengah dan memberikan tekanan lebih awal saat kehilangan bola.
- Kobbie Mainoo, gelandang muda yang terus berkembang, kembali ke starting XI. Ia dipasang untuk menstabilkan penguasaan bola dan memberi keseimbangan antara bertahan dan menyerang.
- Amad Diallo dimainkan di sisi kanan menggantikan Antony. Kecepatannya dimaksudkan untuk mengeksploitasi ruang di belakang bek sayap Chelsea, terutama dalam skema transisi.
- Alejandro Garnacho juga kembali masuk line-up. Ia menjadi opsi utama di sisi kiri serangan, menggantikan Marcus Rashford yang tampil sebagai pemain pengganti.
Makna Strategis di Balik Rotasi
Keputusan Amorim jelas bukan semata rotasi karena faktor kebugaran. Melawan Chelsea yang agresif dan cepat dalam membangun serangan, ia memilih kombinasi pemain yang lebih dinamis dan efisien dalam mengisi ruang.
Mainoo dan Mount dipilih untuk menghadapi lini tengah Chelsea yang diisi pemain-pemain cepat dan teknis. Di sisi sayap, kehadiran Garnacho dan Amad bertujuan memberi tekanan balik dan memperlebar permainan, memaksa Chelsea untuk membuka lini belakang mereka.
Martínez juga memberikan dimensi berbeda dibandingkan bek sebelumnya. Ia lebih aktif mendorong bola dari belakang dan menghadapi duel dengan intensitas tinggi, sesuatu yang krusial saat menghadapi penyerang seperti Nicolas Jackson.
Tantangan Berat Amorim di Stamford Bridge
Sayangnya, meski sudah melakukan rotasi signifikan, United tetap tak mampu menghindari kekalahan. Chelsea menang 1-0 lewat gol Marc Cucurella di menit ke-71, memanfaatkan bola mati yang dikirim Reece James. United sempat mencetak gol melalui Harry Maguire, tetapi dianulir karena offside.
Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk United menjadi delapan laga liga tanpa kemenangan. Terakhir kali mereka mengalami hal serupa terjadi lebih dari tiga dekade lalu.
Laga juga sempat diwarnai insiden unik, ketika seorang pitch invader memasuki lapangan dan mengganggu peluang United yang sedang membangun serangan di masa injury time. Insiden ini semakin menambah frustrasi tim.
Menatap Akhir Musim dengan Evaluasi
Amorim tetap menyatakan dukungan terhadap para pemainnya, termasuk Rasmus Højlund yang belum mencetak gol dalam lima laga terakhir. Ia menegaskan bahwa progres tim tidak bisa hanya dilihat dari hasil, tetapi dari konsistensi performa individu dan kolektif.
Meski hasil belum berpihak, rotasi ini menunjukkan bahwa Amorim punya visi jangka panjang. Ia ingin membangun tim yang fleksibel dan punya kedalaman cukup untuk bersaing di semua level.
Dengan dua pertandingan tersisa musim ini, United harus segera menemukan solusi agar bisa menutup musim dengan hasil positif. Langkah-langkah berani seperti ini bisa menjadi fondasi penting bagi proyek jangka panjang Amorim di Old Trafford.